happy reading...

hai... terima kasih sudah berkunjung... happy reading... tuliskan komentar juga ya...

Selasa, 26 Juli 2011

Bola-bola Aladin

Lama tidak menulis....
Mau nge-post resep ah..
ini dimasaknya udah dari kapan taun tapi ga sempet ngeblog..
"Bola-bola Aladin"


Bahan-bahan:
10 butir telur puyuh rebus
200 gram daging sapi giling
1/4 bawang bombay, cincang halus
1 buah wortel, parut
1 butir telur, pisahkan kuning dan putihnya
1 sdt kaldu bubuk rasa sapi
2 sdt saus tomat
1/4 sdt merica
50 gram tepung panir
Cara:
1. Campurkan daging sapi, bawang bombay cincang, wortel,  kuning telur, kaldu sapi, saus tomat, merica hingga merata.
2. Ambil campuran daging, lebarkan di tangan.
3. Celupkan bola-bola
4. Letakkan telur puyuh pada campuran daging, bentuk seperti bola.
5. Celupkan bola-bola pada putih telur, gulingkan di tepung panir (ulangi sekali lagi jika ingin lapisan panir yang tebal)
6. Goreng dengan minyak panas sampai warnanya kecokelatan
7. Hidangkan dengan saus tomat+cabai, atau dengan saus yang bisa diracik sendiri...
Yummy,,,,,

Minggu, 03 Juli 2011

teruntuk sang pencinta Semeru

Aku akan mendaki Semeru
kan kuteriakkan namamu dengan lantang
agar awan membingkainya
dan menurunkanmu dalam hujan di kala yang tepat

Kan kususuri tepian pantai
kularukan rinduku di sana
biar dibawa debur ombak yang suatu saat akan kembali
di kala yang tepat

Program sehari tanpa nasi, akankah berhasil?

Menurut berita yang saya baca, program sehari tanpa nasi sudah lama dicanangkan oleh pemerintah Jawa Barat, akan tetapi baru dilegalkan pada tanggal 1 Juli 2011 saat acara Festival Keanekaragaman Makanan Berbahan Baku Lokal di Ciwalk.

Program sehari tanpa nasi dicanangkan untuk dilaksanakan setiap hari Rabu, hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan. Menurut Gubernur Jawa Barat masih banyak potensi lokal yang belum tergali.

Hal ini menggelitik saya. Pertanyaan yang ada di benak saya adalah,
1. Sejauh mana pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk menyajikan bahan baku lokal menjadi makanan pengganti nasi?
2. Apakah sebelumnya sudah ada program yang membuat masyarakat sadar betapa program sehari tanpa nasi ini penting?
3. Apakah program ini akan menaikkan jumlah konsumsi mie instan yang notabene terbuat dari terigu yang notabene (lagi) diimpor? Jika ya, maka ketergantungan terhadap beras menurun, tetapi kebutuhan terhadap terigu meningkat yang artinya impor terigu meningkat, apakah pengorbanan tidak makan beras sebanding dengan dana untuk impor terigu?

Ya semua masih pertanyaan, karena saya belum mengkaji...
artinya tulisan ini sangat emosional? Ya, saya akui begitu...
Bagaimana menurut Anda? (*bukan mengenai tulisan yang emosional tetapi tentang program sehari tanpa nasi)

Rabu, 29 Juni 2011

cream soup aladin

Pas PKL dimintain tolong buat ngadukin cream soup yang lagi dimasak...
eh jadi kabita deh, akhirnya bikin di rumah...

Walaupun rasanya ga sedahsyat yang di tempat PKL, tapi lumayan buat sarapan pagi ato kalo laper malem-malem dari pada makan mie yang agak kurang sehat...
Bahan:
250 ml susu plain
100 ml kaldu ayam
1 buah kentang ukuran kecil/ sedang
1 sdm terigu
2 sdm margarin
1 siung bawang putih, memarkan
oregano, garam, gula, penyedap rasa (kalau suka) secukupnya
1 lembar daun salam
1 sdt kecap ikan

Cara masak:
1. Rebus atau kukus kentang sampai lunak, lumatkan, sisihkan.
2. Campurkan susu, oregano, daun salam, garam, gula, penyedap rasa, terigu, margarin, bawang putih, kemudian aduk-aduk.
3. Panaskan campuran yang sudah dibuat dambil terus diaduk sampai tercampur rata (margarin sudah tidak mengambang di permukaan), sampai warnanya menjadi kekuningan.
4. Saring supaya oregano, daun salam, dan bawang putih terpisah.
5. Tambahkan kentang ke dalam hasil saringan, panaskan beberapa saat sampai agak mengental.
6. Hidangkan selagi hangat, lebih enak kalo ditambah jagung manis atau suwiran ayam....

yuk nikmati "oleh-oleh"

Hari ini 27 Rajab 1432 H..
Pada malan 27 Rajab, Rasulullah SAW melakukan perjalanan yang luar biasa : Isra' dan Mi'raj
Isra' artinya perjalanan di malam hari dan Mi'raj artinya tangga... begitu yang saya baca di sejumlah blog...
Terlepas dari berbagai perdebatan mengenai bagaimana Rasulullah SAW mengalami perjalanan luar biasa tersebut yang terpenting sekarang adalah sejauhmana kita "menikmati oleh-olehnya"..

Saya bukan seseorang yang hafal benar, tapi saya juga ingin belajar...
"oleh-oleh" itu adalah salat 5 waktu..
mungkin saya belum termasuk golongan yang "menikmati" "oleh-oleh"" ini...
bila diasosiasikan mungkin saya masih merupakan seseorang yang hanya "memakan oleh-oleh"...
tapi belum mendapat kesan dari "oleh-oleh" itu..
sebagai seorang muslim saya sangat ingin merasakan "nikmatnya oleh-oleh itu"...

Yuk kita berusaha terus supaya bisa "menikmati oleh-oleh" 
dengan tidak hanya menjadikan solat sebagai gerakan biasa...
tetapi sesuatu yang luar biasa karena maknanya dipahami...
Bismillahirrahmanirrahim....